Upacara Adat Kerajaan Sendana (CAKKURIRI) tahun ini diselenggarakan
pada hari Senin, 30 November 2015, setelah beredar kabar sebelumnya akan
dilaksanakan pada tanggal 22 November, namun mengalami penundaan.
Upacara adat ini sangat langka, betapa tidak upacara hanya dilaksanakan
satu kali dalam lima tahun dan merupakan satu-satunya acara tradisi
yang diselenggarakan dan berhubungan dengan kerajaan Sendana.
Acara yang dilaksanakan oleh pihak Pappuangang Puttada di desa Puttada, kecamatan Sendana ini didahului oleh ritual membunyi-bunyikan alat musik, beragam alat musik tradisi tampak, mulai dari calong, rebana, kecapi, dan alat musik serupa suling, uniknya acara pendahuluan ini dilakoni oleh kaum hawa atau ibu-ibu, dengan meletakkan dan membakar dupa sebelumnya.
Ritual awal sebelum upacara adat Cakkuriri kerajaan Sendana (Foto : Indra Ariana)
Acara pertama didahului dengan pemotongan hewan kerbau (manggere’
terong), ritual yang hampir ditemui dalam acara-acara tradisi kuno yang
ada di Mandar, Sulawesi Barat, seperti Massumaya yang dilakukan oleh
masyarakat adat di Mosso, salah satu banua kaiyyang di kerajaan
Balanipa, pemotongan hewan berukuran besar biasanya menunjukkan skala
kebesaran acara yang dilaksanakan.
Tahun ini upacara adat Cakkuriri dihadiri oleh seluruh pappuangan di Sendana (Pappuangan Somba, Pappuangan Paminggalan, Pappuangan Mosso, Toribonde dan masyarakat Sendana pada umumnya.
Pihak pappuangang di wilayah kerajaan Sendana saat upacara adat Cakkuriri kerajaan Sendana (Foto : Indra Ariana)
Upacara adat ini menghadirkan sebagian besar wilayah Pappuangang yang
ada di Sendana, singkatnya tetua-tetua adat menghadiri acara tradisi
ini dari kampung-kampung besar masa dahulu.
Berbagai ritual tradisi dilakukan dalam upacara adat ini, setelah pengibaran bendera Cakkuriri yang menjadi pusaka kerajaan Sendana.
Ritual didepan bendera Cakkuriri kerajaan Sendana (Foto : Indra Ariana)
Ritual di upacara adat Cakkuriri kerajaan Sendana (Foto : Indra Ariana)
Pengibaran bendera Cakkuriri, bendera kerajaan Sendana (Foto : Indra Ariana)
Pengibaran bendera Cakkuriri, bendera kerajaan Sendana (Foto : Indra Ariana)
Setelah acara pengibaran bendera Cakkuriri maka dilanjutkan dengan
Todipoga. Acara terakhir ditutup dengan penampilan para penari anak dan
remaja serta pertunjukan musik tradisional.
Penari remaja dan anak di upacara adat Cakkuriri kerajaan Sendana (Foto : Indra Ariana)
Member Kompa Dansa Mandar bersama salah satu tokoh masyarakat hadat di upacara adat Cakkuriri Sendana (Foto : Indra Ariana)
Upacara adat Cakkuriri adalah
bentuk penghormatan dan penghargaan yang masih terus dijaga dan
dilestarikan oleh masyarakat hadat di kerajaan Sendana yang dipegang
oleh para Pappuangang. Kelompok-kelompok ini dahulu mengangkat dan
melantik raja atau maraqdia di kerajaan Sendana.
Penulis :
Acara yang dilaksanakan oleh pihak Pappuangang Puttada di desa Puttada, kecamatan Sendana ini didahului oleh ritual membunyi-bunyikan alat musik, beragam alat musik tradisi tampak, mulai dari calong, rebana, kecapi, dan alat musik serupa suling, uniknya acara pendahuluan ini dilakoni oleh kaum hawa atau ibu-ibu, dengan meletakkan dan membakar dupa sebelumnya.
Tahun ini upacara adat Cakkuriri dihadiri oleh seluruh pappuangan di Sendana (Pappuangan Somba, Pappuangan Paminggalan, Pappuangan Mosso, Toribonde dan masyarakat Sendana pada umumnya.
Berbagai ritual tradisi dilakukan dalam upacara adat ini, setelah pengibaran bendera Cakkuriri yang menjadi pusaka kerajaan Sendana.
Penulis :
Indra Ariana, berasal dari Apoang, kecamatan Sendana kabupaten Majene ,
Kontak Saya :
Facebook : https://www.facebook.com/indra.ariana.3
Post a Comment